Ads 460x68

Home » , , » Cerpen Persahabatan : Cintanya Untuk Sahabatku

Cerpen Persahabatan : Cintanya Untuk Sahabatku

Judul Cerpen : CINTANYA UNTUK SAHABATKU
Karya : Cut Zara Aprilia
Setelah pikiranku jauh melayang menembus batas ruang dan waktu terlihat sosok gadis kecil hitam manis dengan rambut sebahu memanggil-manggil namaku “Ra.. main yukk..”. dengan sedikit tersentak aku mengintip melalui jendela kamar dia adalah Lala teman kecilku, rumah kami bersebelahan , dengan nada sedikit merengek aku meminta ijin pada ibu untuk keluar rumah tapi beliau menolak dengan halus dengan alasan aku harus tidur siang, dengan nada kecewa aku menggelengkan kepalaku kearah Lala yang sedang menunggu di depan rumah namun, tidak ada perasaan kecewa dalam wajahnya, ia tahu bahwa aku tidak boleh keluar rumah, itulah lala sahabat kecilku seorang gadis yang murah senyum, baik hati dan seseorang yang sangat tulus walaupun umurnya satu tahun di bawahku namun pikirannya jauh lebih dewasa itulah yang menyebabkan dia lebih sering mengalah daripada aku.

Dia juga seorang gadis periang dan sangat peduli terhadap orang lain apalagi terhadapku sebagai sahabat karibnya. Ulang tahun kami hanya berbeda satu hari tetapi lala selalu menganggap ulang tahunku sangat special untuknya karena keesokan harinya ia juga berulang tahun, tetapi berbeda denganku yang sedikit tidak peduli dengan ulang tahun kami walaupun hanya berbeda satu hari, pernah sewaktu ketika kami masih duduk di bangku sekolah dasar lala memberikan sebuah kado untuk ulang tahunnku dan ternyata isinya adalah sapasang kaus kaki bolong, hihi aku suka senyum-senyum sendiri ketika mengingatnya.

Hari-hari pun berlalu dan mengaburkan sepenggal masa lalu sampai ketika kami sama-sama duduk di bangku sekolah menengah pertama aku kelas 8 dan lala kelas 7, persahabatan kami terjalin makin erat apalagi kami sama-sama mempunyai hobi membaca, koleksi komik milik lala mencapai ratusan itulah yang membuatku betah berlama-lama di kamarnya hehehe :D

Kami pun turut aktif dalam pengajian remaja dan karang taruna di komplek kami. hingga pada akhirnya ada seorang cowo yang baru pindah bernama adra dia berasal dari mojokerto jawa timur. tapi Entah kenapa kehadiran adra sejak awal telah mencuri perhatiannku, mulai dari cara bicaranya, senyumannya, wajahnya, ya kalau dilihat si sebenarnya biasa aja. Kebetulan adra juga tergabung di pengajian remaja sampai pada suatu waktu tanpa disengaja aku dan adra ketahuan saling berpandangan satu sama lain hal itu diketahui oleh guru ngaji kami nah setelah ketahuan langsung deh kain gorden di tarik dan melesat bak pesawat jet seketika itu langsung meyadarkanku bahwa aku telah memandang seseorang yang bukan muhrim astagfirullah ucapku dalam hati.

Sampai akhirnya ketika kami pulang dari pengajian, ada suara yang memanggil-manggil Lala, ketika kami menoleh ternyata mas Tri sedang bersama Adra, kemudian mas Tri bilang kalau Lala ditunggu oleh Adra di Taman.
“Oh, emang ada apa ya mas”?.

Tanya Lala dengan wajah bingung”
“pokoknya ada deh jangan lupa ya, assalamualaikum”
. tandas mas Tri, “waalaikumsalam” sambung kami kompak. Lala pun bingung ada apakah gerangan?? Aku juga begitu, tapi perasaan curiga mulai menyusup dalam hati, apa mungkin Adra mau nembak Lala. Tiba-tiba Lala menepuk pundakku,
“eh, Ra kira-kira kenapa ya Adra mau ketemuan sama aku”,
“ehhm, aku juga ngga tau mungkin mau nembak kamu kali La”
, celoteh ku. “Ah,masa? tapi ntar kamu temenin aku ke taman ya Ra”,
“oh iya pasti aku temenin kok”.

Sampai dirumah perasaanku tak menentu, jadi salah tingkah sendiri aku jadinya,
“ kamu kenapa sih kak, kok ibu perhatiin dari semenjak pulang tadi kayak cacing kepanasan gitu”, ternyata ibu memperhatikan sikapku yang berubah.
“Ehmm, ngga ada kok bu, oh ya, kakak minta ijin ya bu mau pergi ketaman sama Lala”,
“Emang mau ngapain ke taman, baru juga pulang”,
“itu loh bu, Adra mau ngajakin Lala ketemuan ditaman, trus Lala ngga berani pergi sendiri”, “ohh, jadi Lala yang mau diajak ketemuan kenapa jadi kakak yang salah tingkah gitu, jangan-jangan kakak naksir Adra ya”,
“ihh, ibu apaan si orang Adra sukanya sama Lala”,
“tapi kalau kakak suka juga ngga apa-apa kok dia kan manis”, “ibu mah bercanda aja dari tadi yaudah kakak pergi ya bu Assalamualaikum”
.”Waalaikumsallam, jangan lama-lama tuh”. Ternyata ibu tahu bagaimana perasaanku walaupun aku sendiri ngga pernah bilang sama beliau kalau aku memang menyukai Adra.

Tiba ditaman ternyata Adra pergi sendiri tanpa ditemani mas Tri, seketika itu juga Adra datang menghampiri kami dan mengajak Lala bicara berdua, tinggallah aku sendiri perasaanku tak menentu bagai ada bom atom di depan yang siap-siap untuk memborbardir, untung didepanku ada kucing, yaudahlah mungkin dengan tingkah lucu si kucing bisa membuatku sedikit lebih tenang. Sampai akhirnya Adra pun langsung mengungkapkan perasaannya kepada Lala aku pun lemas seketika (lebay dikit) hiks,hiks… , Lala pun langsung datang menghampiri dan meminta pendapatku,
“gimana Ra,
aku terima ngga?”,
“ya, terserah, tapi terima aja gih”,
“tapi kan aku ngga suka sama dia”,
“udah, terima aja kenapa”,
“ehmm, ok deh”. Waw, dan bom waktu pun telah memborbardir hatiku.

Setelah seminggu berlalu, aku sedang main kerumah Lala dan membaca komik jepang kesukaanku dikamarnya, aku pun memulai pembicaraan ringan kami,
‘Eh, La kamu ngga jalan-jalan sama Adra? Kalian kan udah pacaran”.
“engga ah, males dia mah ngajakin mulu tapi aku ngga pernah mau”.
“loh, kenapa? Dia kan cowok mu masa di ajak jalan ngga mau”.
“biarin ah, aku aja ngga suka sama dia, malah hari ini aku mau putusin dia”.
“cepet amat baru juga seminggu jadian”.

Sahutku,
“biar ah, Ra kamu bantuin aku ya, tolong bilang ke dia aku minta putus”.
“what?, masa aku?”.
“iya Ra tolong dong, aku ngga berani bilang, ya Ra, ya please”

pinta Lala dengan penuh harap,
“please, ntar kamu boleh pinjam komik sebanyak-banyak nya deh”,
“ok, deh ntar sore tapi ya”.

Ketika sore hari tiba, aku ngga tahu mau cari Adra dimana akhirnya, aku memutuskan untuk pergi ke arah masjid, siapa tahu aja Adra ada di sekitar sana pikirku, tiba-tiba aku melihat mas Tri dan langsung menghampirinya.
“eh, kamu Ra mau kemana??”,
“ehhm mas lihat Adra ngga?”,
“Tadi sih dilapangan Ra, coba kamu lihat kesana deh”.
“oh, oke deh makasi ya mas”.

Seketika itu aku meninggalkan mas Tri dan menuju lapangan. Ternyata benar ada Adra disana, karena aku ngga berani manggil apalagi menghampirinya, akhirnya ku suruh seorang anak kecil untuk memanggilnya. “dek, tolongin panggil mas Adra, ya.. bilang di tunggu mba disini”. “ehhm, oke mba”. Adra pun langsung menghampiriku, “eh, kamu Ra, ada apa nyariin aku? Lala mana?”, “ehmm, gini dra, sebenarnya aku kesini mau menyampaikan amanah dari Lala, karena dia ngga berani bilang langsung sama kamu”, “oh, apaan Ra?”. “duh, sebenarnya aku juga ngga berani dra, tapi aku udah janji sama Lala, maaf ya kalau sebelumnya aku lancang sama kamu, Lala minta putus dra”. “ohh, udah ku duga kok sebelumnya, gpp ra, makasih ya”. “loh, jadi kamu ngga marah dra”?. “Haha, kenapa mesti marah? Aku juga udah duga sebelumnya dia emang ngga pernah suka sama aku, jadi ngga mungkin juga aku paksain. “ohh, iya udah deh makasih ya dra”. “iya, salam ya buat Lala”.

Beberapa tahun kemudian..
Mereka berdua sama-sama telah berseragam putih abu-abu persahabatan pun terjalin makin erat. Tetapi mereka harus berpisah lantaran Papa dan adik lala pindah keluar kota karena papanya lala ditugaskan ke lampung, Tinggal lah lala bersama mamanya, “Ra kayaknya minggu depan aku mau liburan kelampung, soalnya kasihan adik sama papaku disana”. “oh ya, oleh-oleh jangan lupa ya hehe”. ‘sip buat my best friend yang cantik apa sih yang ngga”. “eh tapi kamu ngga pindah kan?, “aku ngga mau ra, mending disini aja”. Ehmm “la, sebelum kamu pergi aku mau ngomong jujur sama kamu, “apa?”. Sebenarnya aku dulu tuh pernah naksir sama adra, mantan kamu itu”. ‘apa? Kenapa kamu ngga bilang?? Harusnya aku kan ngga nerima dia”. Yaudahlah la, aku kan Cuma mau jujur lagian itu masa lalu aku juga udah ngga suka kok sama dia. “tapi kan aku ngga enak ra, kamu kan sahabatku”. “udahlah lupain aja, ehm la kalau jadi pergi kamu jangan lupa kabari aku ya. “sip”

Seminggu kemudian mereka jarang bertemu dan sms an karena kesibukkan masing-masing kebetulah hari itu Dara sedang pergi berlibur bersama keluarganya, ketika pulang kerumah tetangganya bilang kalau Lala pergi berlibur ke lampung bersama mamanya, aku pun merasa sedih karena Lala tidak memberi kabar kepadanya. “ko lala ngga bilang sama aku ya kalau dia mau pergi aku kira ngga jadi”. Hari berganti hari, sampai akhirnya tepat sebulan setelah kepergian Lala dara pun bingung karena tidak pernah mendapat kabar darinya, nomer hp nya juga ngga pernah aktif, rasa khawatir menyelusup dalam hatinya. “apa jangan-jangan lala pindah ke lampung ya? Ko dia ngga bilang sama aku. Setelah 6 minggu kepergian Lala ke lampung, tiba-tiba ada kiriman surat dari Lala, ternayata dugaan ku benar Lala pindah ke Lampung dia dan mamanya tidak boleh balik lagi ke Bekasi dan rumahnya akan dijual. Lala meminta maaf kepada ku karena tidak pernah memberi kabar kepada ku lantaran Hp nya hilang saat di kapal. aku pun merasa sedih karena ia harus jauh dengan sahabat karibnya karena ia tidak tahu lagi kapan akan bertemu dengan Lala lantaran aku juga memutuskan untuk kuliah di luar kota.


PROFIL PENULIS
Mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Malikussaleh Lhokseumawe-Aceh
fb: Cut Zara Aprilia
Anda sedang membaca artikel tentang Cerpen Persahabatan : Cintanya Untuk Sahabatku Anda boleh menyebar luaskannya Artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link sumbernya.

0 comments:

Post a Comment

Berikan komentar anda dengan kata-kata yang sopan, terimakasih...